top of page
pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh.jpg

pantai atuh.jpg

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

pantai atuh

We may now have different path to get through, but thank you for great memories partner, you will and forever always in my heart :)

Seribu Mimpi di Tepian Pantai yang Beratapkan Sejuta Bintang

 

Lelah menjajal 1400 anak tangga di mata air guyangan, kami melanjutkan perjalanan untuk berisitirahat, satu lagi perjalanan jauh kurang lebih 2 jam melalui darat, dengan jalan naik turun perbukitan dan membuat kami mual karena kondisi jalan yang kurang bagus. Pantai Atuh, untuk kembali ke tepian pantai ini kami harus menuruni anak tangga lagi, walaupun tidak sebanyak anak tangga di mata air Guyangan, tapi tetap saja, membuak kaki kami tambah gemetar hebat karena lelah. Sebelumnya dari atas tebing pantai atuh, bisa dilihat Pulau Lombok dan gugusan tebing-tebing cantik seperti di Raja ampat, dan tentunya pemandanga laut lepas yang membuatmu berdecak kagum akan keindahan pulau kecil yang “kurang terkenal” bernama Nusa Penida.

 

Tepian pantai Atuh, kami menuruni anak tangga dengan lelah yang luar biasa, dan bukan, bukan hotel bintang lima ataupun resort untuk mengistirahtkan kaki kami yang masih gemetar karena kelelahan, bukan tempat tidur nyaman dengan kamar mandi bath tub, tapi hanya tiga buah tenda sederhana, dan 7 buah sleeping bag untuk menghangatkan kami malam itu. Kamar mandi? Tentu tidak ada, silahkan buang air di antara semak-semak yang ada!

 

Kami menikmati pantai Atuh seperti pantai itu milik kami sendiri, walaupun kaki masih lelah karena anak tangga yang terus kami jajal, namun saat melihat pantai, tentu kau akan memilih untuk berenang dan berkejaran dengan ombak. Sore yang hangat dan matahari terbenam dengan cantiknya, kami menyalakan api unggun di tepi pantai dan makan seadanya, dilanjutkan dengan cerita-cerita galau atau curhatan anak-anak ababil yang sok dewasa menghadapi hidup, dan juga cerita tentang mimpi, mimpi kami yang ingin kami capai di masa depan,

hanya deburan ombak dan seribu bintang di langit yang menjadi saksi mimpi-mimpi kami tersebut. Mana yang akan kau pilih? Hotel dengan bintang yang bisa di hitung atau kemah dengan beribu bintang menjadi penghujung dan mengucapkan selamat malam dengan romantisnya?

 

Indonesia, tidak pernah membuat saya berhenti berdecak kagum dengan kejutan-kejutan rahasianya, bolehlah pulau ini dipanggil anak bawang karena kurang terkenal, tapi si anak bawang inilah yang membuat saya dan teman-teman saya menjadi semakin kagum akan indahnya Indonesia.

 

Last but not least, itulah Nusa Penida, dan masih banyak tempat rahasia lainnya untuk di jajah di Pulau ini, namun waktu kami yang hanya sebentar membuat kami tidak bisa melakukannya, tapi di saya berjanji akan kembali ke pulau ini, karena saya meninggalkan hati saya di si anak bawang, Nusa Penida. 

bottom of page